Selasa, 01 Juli 2014

Nasihat Untukku (Istri)


Bismillah...
Berikut ada nasihat-nasihat indah teruntuk para istri dan wanita yang akan menjadi calon istri. Silakan disimak girls.
Anas berkata, “Para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkan isteri agar berkhidmat kepada suaminya dan memelihara haknya.”

Ummu Humaid berkata, “Para wanita Madinah, jika hendak menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, pertama-tama mereka datang kepada ‘Aisyah dan memasukkannya di hadapannya, lalu dia meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mendo’akannya dan memerintahkannya agar bertakwa kepada Allah serta memenuhi hak suami”[1]

‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib berwasiat kepada puterinya, “Janganlah engkau cemburu, sebab itu adalah kunci perceraian, dan janganlah engkau suka mencela, karena hal itu menimbulkan kemurkaan. Bercelaklah, karena hal itu adalah perhiasan paling indah, dan farfum yang paling baik adalah air.”

Abud Darda' berkata kepada isterinya, “Jika engkau melihatku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis.”

Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku. Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, ketika aku sedang marah Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana, sekalipun Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi

Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku. Lalu hatiku enggan terhadapmu; sebab hati itu berbolak-balik. Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati. Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi

‘Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti ‘Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, ibunya, Umamah binti al-Haris menemui puterinya lalu berpesan kepadanya dengan suatu pesan yang menjelaskan dasar-dasar kehidupan yang bahagia dan kewajibannya kepada suaminya yang patut menjadi undang-undang bagi semua wanita. Ia berpesan:

“Wahai puteriku, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang di dalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuhkanya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.

Wahai puteriku, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, di dalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan kekuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu.

Pertama dan kedua, tunduk kepadanya dengan qana’ah (merasa cukup), serta mendengar dan patuh kepadanya.

Ketiga dan keempat, memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.

Kelima dan keenam, memperhatikan tidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya menjadi kesal dan jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap pengkhianatannya.

Kemudian janganlah engkau bergembira di hadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira”[2]

Seseorang menikahkan puterinya dengan keponakannya. Ketika ia hendak membawanya, maka dia berkata kepada ibunya,

“Perintahkan kepada puterimu agar tidak singgah di kediaman (suaminya) melainkan dalam keadaan telah mandi. Sebab, air itu dapat mencemerlangkan bagian atas dan membersihkan bagian bawah. Dan janganlah ia terlalu sering mencumbuinya. Sebab jika badan lelah, maka hati menjadi lelah. Jangan pula menghalangi syahwatnya, sebab keharmonisan itu terletak dalam kesesuaian.

Ketika al-Farafishah bin al-Ahash membawa puterinya, Nailah, kepada Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan Radhitallahu ‘anhu, dan beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, “Wahai puteriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini : bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan.”

Abul Aswad berkata kepada puterinya, “Jangalah engkau cemburu, sebab kecemburuan itu adalah kunci perceraian. Berhiaslah, dan sebaik-baik perhiasan ialah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik-baik wewangian ialah menyempurnakan wudhu.’”

Ummu Ma’ashirah menasihati puterinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya: “Wahai puteriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru… Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu.

Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorangpun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu.

Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku, dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya.

Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagiakannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.

Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki.

Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini.

Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru, wahai puteriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah mahligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.

Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak memintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya?

Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupanmu bersamanya.”

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi ‘Udzr ad-Du'ali -pada hari-hari pemerintahan ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu- menceraikan wanita-wanita yang dinikahinya. Sehingga muncullah kepadanya beberapa peristiwa yang tidak disukainya berkenaan dengan para wanita tersebut dari hal itu.

Ketika dia mengetahui hal itu, maka dia memegang tangan ‘Abdullah bin al-Arqam sehingga membawanya ke rumahnya. Kemudian dia berkata kepada isterinya: “Aku memintamu bersumpah demi Allah, apakah engkau benci kepadaku?” Ia menjawab, “Jangan memintaku bersumpah demi Allah.” Dia mengatakan, “Aku memintamu bersumpah demi Allah.” Ia menjawab, “Ya.”

Kemudian dia berkata kepada Ibnul Arqam, “Apakah engkau dengar?” Kemudian keduanya bertolak hingga sampai kepada ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu lalu mengatakan, “Kalian mengatakan bahwa aku menzhalimi kaum wanita dan menceraikan mereka. Bertanyalah kepada al-Arqam.”

Lalu ‘Umar bertanya kepadanya dan mengabarkannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada isteri Ibnu Abi ‘Udzrah (untuk datang kepada ‘Umar). Ia pun datang bersama bibinya, lalu ‘Umar bertanya, “Engkaukah yang bercerita kepada suamimu bahwa engkau marah kepadanya?”

Ia menjawab, “Aku adalah orang yang mula-mula bertaubat dan menelaah kembali perintah Allah kepadaku. Ia memintaku bersumpah dan aku takut berdosa bila berdusta, apakah aku boleh berdusta, wahai Amirul Mukminin?” Dia menjawab, “Ya, berdustalah.

Jika salah seorang dari kalian tidak menyukai salah seorang dari kami, janganlah menceritakan hal itu kepadanya. Sebab, jarang sekali rumah yang dibangun di atas dasar cinta, tetapi manusia hidup dengan Islam dan mencari pahala”[3]

Kepada setiap muslimah yang memenuhi hak-hak suaminya dan takut terhadap murka Rabb-nya karena dia mengetahui hak suaminya atasnya! Inilah contoh sebagian pria yang mensifati isterinya yang tidak mengetahui hak suaminya dan tidak pula memelihara kebaikannya.

Ia tidak mempercantik diri dan tidak berdandan untuknya, serta bermulut kasar. Ia mensifatinya dengan sifat yang membuat hati bergetar dan telinga terngiang-ngiang. Camkanlah sehingga engkau tidak jatuh ke tempat yang menggelincirkan ini.

Oleh
Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq

[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsair]
__________
Foote Note
[1]. HR. Ibnu Abi Syaibah (IV/305-306).
[2]. Ahkaamun Nisaa’, Ibnul Jauzi (hal. 74-78).
[3]. Syarhus Sunnah (XIII/120).

Istri yang Menyejukkan Hati


Sebaris kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi seorang istri yang ingin menjadi perhiasan terindah dunia dan bidadarinya akhirat  yaitu wanita shalihah. Semoga melalui kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi seseorang yang mendambakan keluarga sakinah mawadah wa rahmah yang diridhai oleh Allah  ‘Azza wa jalla

Ia menceritakan pengalamannya:

“Ketika aku menikahi Zainab binti Hudair aku berkata dalam hati: Aku telah menikah dengan seorang wanita Arab yang paling keras dan paling kaku tabiatnya. Aku teringat tabiat wanita-wanita bani Tamim dan kerasnya hati mereka. Aku berkeinginan untuk menceraikannya. Kemudian aku berkata (dalam hati): “Aku pergauli dulu (yaitu menikah dan berhubungan dengannya), jika aku dapati apa yang aku suka, aku tahan ia. Dan jika tidak, aku ceraikan ia.”

Kemudian datanglah wanita-wanita bani Tamim mengantarkannya. Dan setelah ditempatkan dalam rumah, aku berkata, “Wahai fulanah, sesungguhnya menurut sunnah apabila seorang wanita masuk menemui suaminya hendaklah si suami shalat dua rakaat dan si istri juga shalat dua rakaat.”

Akupun bangkit mengerjakan shalat kemudian aku menoleh ke belakang ternyata ia ikut shalat di belakangku. Seusai shalat para budak-budak wanita pengiringnya datang dan mengambil pakaianku dan memakaikan padaku pakaian tidur yang telah dicelup dengan za’faran.

Dan tatkala rumah sudah kosong, aku mendekatinya dan aku ulurkan tanganku kepadanya. Ia berkata, “Tahan dulu (sabar dulu).”

Aku berkata dalam hati, “Satu malapetaka telah menimpa diriku.” (yakni musibah telah menimpa dirinya)

Lalu ia memuji Allah kemudian memanjatkan shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku adalah seorang wanita Arab. Demi Allah, aku tidak pernah melangkah kecuali kepada perkara yang diridhai Allah. Dan engkau adalah lelaki asing, aku tidak mengenali perilakumu (yakni aku belum mengenal tabiatmu).

Beritahulah kepadaku apa saja yang engkau suka hingga aku akan melakukannya dan apa saja yang engkau benci hingga aku bisa menghindarinya.”

Aku berkata kepadanya, “Aku suka begini dan begini (Syuraih menyebutkan satu persatu perkataan, perbuatan, makanan dan segala sesuatu yang disukainya) dan aku benci begini dan begini (Syuraih menyebutkan semua perkara yang ia benci).”

Ia berkata lagi, “Beritahukan kepadaku siapa saja anggota keluargaku yang engkau suka bila ia mengunjungimu?”

Aku (Syuraih) berkata, “Aku adalah seorang qadhi, aku tidak suka mereka (anggota keluargamu) membuatku bosan.”

Maka akupun melewati malam yang paling indah, dan aku tidur tiga malam bersamanya. Kemudian aku keluar menuju majelis qadha’, dan aku tidak melewati satu hari melainkan hari itu lebih baik daripada hari sebelumnya.

Tibalah waktu kunjungan mertua.

Yaitu genap satu tahun (setelah berumah tangga).

Aku masuk ke dalam rumahku. Aku dapati seorang wanita tua sedang menyuruh dan melarang.

Aku bertanya, “Hai Zainab, siapakah wanita ini?”

Istriku menjawab, “Ia adalah ibuku.”

“Marhaban”, sahutku.

Ia (ibu mertua) berkata, “Bagaimana keadaanmu hai Abu Umayyah?”

“Alhamdulillah baik-baik saja”, jawabku.

“Bagaimana keadaan istrimu?” Tanyanya.

Aku menjawab, “Istri yang paling baik dan teman yang paling cocok. Ia mendidik dengan baik dan membimbing adab dengan baik pula.”

Ia berkata, “Sesungguhnya seorang wanita tidak akan terlihat dalam kondisi yang paling buruk tabiatnya kecuali pada dua keadaan: Apabila sudah punya kedudukan di sisi suaminya dan apabila telah melahirkan anak. Apabila engkau melihat sesuatu yang tak mengenakkan padanya pukul saja. Karena, tidaklah kaum lelaki memperoleh sesuatu yang lebih buruk dalam rumahnya selain wanita warhaa’ (yaitu wanita yang tidak punya kepandaian dalam melakukan tugasnya).

Syuraih berkata, “Ibu mertuaku datang setiap tahun sekali kemudian ia pergi sesudah bertanya kepadaku tentang apa yang engkau sukai dari kunjungan keluarga istrimu ke rumahmu?”

Aku menjawab pertanyaannya, “Sekehendak mereka!” Yaitu sesuka mereka saja.

Aku hidup bersamanya selama dua puluh tahun, aku tidak pernah sekalipun mencelanya dan aku tidak pernah marah terhadapnya.”

#Inspirasi  #Islam   #Semangat   #Renungan   #Cinta   #KataBijak

Sumber: KisahMuslim

Jumat, 23 Mei 2014

SEBUAH KERELAAN

#SEBUAH KERELAAN



Dan sampai saat ini aku masih tetap setia menanti,
Bukan karena ketegaranku dalam bertahan namun karena rahmat-Nya mengajarkan sabar..
Bukan karena cintaku padamu namun karena cintaku pada-Nya. Yang membuat aku tetap bertahan pada pendirianku ini..
Jika karena cinta… Sesungguhnya cinta itu sudah tak ada. Yang ada pada diriku adalah imanku yang menuntunku agar selalu patuh padamu. Karena aku telah melupakanmu dalam kesendirianku.
Hadirmu dalam hidupku mengisahkan berjuta cerita.
Sudah kurasakan sakit
Sudah ku telan pahit
Walau belum pernah berbuah manis.
Namun aku bertahan..
Karena kaulah orang yang telah membuka gerbang cahaya dari sisi gelapku
Menuntunku hingga mengenal manisnya iman dan indahnya islam
Tapi kini… Aku harus melupakanmu dalam mahabbahku
Namun begitu sukar..
Karena masih ada senyum tulusmu dalam ingatanku
Masih ada candamu saat beranjak tidur.
Dan takdir telah memisahkan.
Meski masih ada rasa ingin bersama di antara kita
Namun harus…
Karena ini yang terbaik untuk kita. Meski terburuk dimata mereka
Pergilah.. Telah kurelakan engkau Dalam Dekapan Cintanya.
Dan biarkanlah aku disini dengan sakit ini.
Karena sekarang aku mulai menyadari
Cinta bukanlah sebuah hak kepemilikan namun sebuah amanah dalam titipan
Pergilah dan lupakanlah aku yang pernah hadir dalam hidupmu.
Meski terpaksa harus ku ingkari janji tuk menua denganmu.
Yang ku inginkan adalah keselamatanmu di Yaumul Mizan. Karena aku takut akan ketidak adilanmu membagi cinta antara aku dan dia.
Harta.. Benda.. Mungkin bisa sama engkau berikan.
Namun cinta..
Cinta takkan pernah bisa sama untuk dibagikan.
Maka dari itu.. Ku mudahkan pertanggungjawabanmu..
Meski sakit.. Meski pahit.. Namun telah ku coba tuk ikhlas.
Pergilah kau yang kucinta..
Pejamkanlah matamu dan lupakanlah aku..

Dan biarkanlah aku disini
Dalam coba menghayati makna dari semua ini

#Ummu Yazid @Ciputat .. 23 Mei 2014 .. 

ZC BODY WASH - LIQUID CONCENTRATE

ZC Body Wash - Liquid Concentrate / Sabun mandi zamzam

• Indikasi :

- Mengatasi gatal²
- Mengobati berbagai penyakit kulit
- Membunuh kuman dan bakteri penyebab bau badan
- Menjaga kelembutan dan mencerahkan kulit
- Menyegarkan dan mengharumkan tubuh
- Aman digunakan oleh berbagai usia
- Irit karena berbasis zamzam liquid concentrate

• Isi : 250 ml

Jumat, 16 Mei 2014

#Diantara manfaat terbesar apabila kita menuntut ilmu syar'I dgn ikhlash karena ALLAH, maka akan timbul pada diri seorang muslim/muslimah:


1. Pengagungan yg sgt besar kpd ALLAH, dan sifat ini akan timbul apabila mrk mempelajari agama yg mulia ini dgn ikhlas.

Koreksilah diri kita masing2, apakah selama kita belajar atau kita sebagai pengurus majelis taklim,

sdh belum bertambah ketakwaan kita kepadaNya?

Bertambah tdk pengagungan kita kepadaNya?

Bertambah tdk rasa takut, mengharap, tawakal kita kepadaNya?

Karena pd hakekatnya mereka yg beramal shaleh berdasarkan cahaya al kitab wa sunnah, merekalah yg mengerjakan amal shaleh dgn sungguh2 pengagungan kpd Rabbnya...

Krn apabila kita menuntut ilmu dg benar dan ikhlash maka akan bertambah keimanan kita kpd ALLAH dan bertambah besar pengagungan kita kpd-Nya.

Contoh diantara ilmu yg kita pelajari yg akan menambah hati kita beriman kepada-Nya dan juga mengagungkan yg sebenar2 kepadaNya.

Ya'ni ttg Makhluk ALLAH yg terbesar, yaitu "Arsy". Yg mana kita mengimani bahwa Arsy ALLAH benar adanya.

"Arsy" ALLAH ini dipikul oleh para malaikat, dan antum ketahui!
Bahwa jarak antara Pundak dengan daun Telinganya yang memikul Arsy ALLAH sejauh perjalanan 700 tahun burung terbang.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah.

Begitu besarnya malaikat pemikul Arsy ALLAH dan begitu besar Arsy Nya...

ALLAHU AKBAR!


2. Selalu menerima kebenaran yg dtg dari alqur'an dan sunnah dan mrk sgt haus akan hal itu. Sikap mrk senantiasa menerimanya dg ikhlas, artinya tdk ada rasa sempit dihatinya dan mereka nerima dg sebenar2 penerimaan. Dan mereka bukanlah manusia yg suka menolak kebenaran baik penolakannya dg akal pikiran, perasaan, perkataan ustadz/kyai/ tuan guru/ ajengan dll...mrk hanya tunduk kpd Alqur'an dan sunnah yg shahih menurut pemahaman salaf.

Untuk itu wahai saudaraku...
ikhlaskan lah dirimu dlm menuntut ilmu, yg dengan sebabnya إن شـــــاء الله kita akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat kita.

Ustdz Ahmad Ferry Nasution

Selasa, 08 April 2014

Adab ketika Makan dan Minum menurut Sunnah

Adab ketika Makan dan Minum menurut Sunnah 



1. Memakan makanan dan minuman yang halal.

Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal lagi baik. Allah Ta’ala telah berfirman :

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)

2. Mendahulukan makan daripada shalat jika makanan telah dihidangkan.

Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)

Faidahnya : Supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat.

3. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dalam bejana perak dan emas …”

4. Jangan berlebih-lebihan dan boros.

Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31.

Berlebih-lebihan juga merupakan ciri orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Mencuci tangan sebelum makan.

Walaupun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mencontohkan hal ini, namun para salaf (generasi terdahulu yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari berbagai penyakit.

6. Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad)

7. Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.

Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).”
Mereka menjawab, ”Benar.”
Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)

8. Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim)

9. Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Faedah membaca basmallah di setiap makan :
Agar setan tidak ikut makan apa yang kita makan.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum menyebut nama Allah hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika dia mengangkat ke mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii wa aakhirihi’. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya bersabda, “Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut nama Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i)

10. Makan dan minum dengan tangan kanan dan dilarang dengan tangan kiri.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mendoakan keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya. Seseorang makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dengan tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa!” Orang tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)

11. Makan mulai dari makanan yang terdekat.

Umar Ibnu Abi Salamah radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari kedua adab makan sebelumnya dan menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab makan. Lihatlah bahwa nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sangat dipatuhi oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, “ … demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.“

12. Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-sampai sesuap nasi yang jatuh pun sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’ala berikan dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.

13. Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian menjilati jari dan wadah makan selesai makan.

Ka’ab bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya, misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.

14. Cara duduk untuk makan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari)
Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.

15. Apabila lalat terjatuh dalam minuman.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari)

16. Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makan.

Terdapat banyak cara bersyukur atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)

17. Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih utama sambil duduk.

Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu ’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)

18. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472))
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)

19. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’(381))
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))

20. Dianjurkan bicara saat makan, tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti halnya orang-orang Yahudi.

Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’,kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih baik dari pada makan sambil diam.’”

Semoga bermanfaat
Catatan Ummu Yazid AF @Baitii Jannati Ciputat

Sumber :
http://muslimah.or.id/aqidah/adab-makan-dan-minum.html

Senin, 31 Maret 2014

Hartaku Menyelamatkanku dari Neraka

Hartaku Menyelamatkanku dari Neraka


Pemateri Ustadz Ahmad Zainuddin Lc


Ad-Dayyuts

Ad-Dayyuts


Sa'ad bin Ubadah رضي الله عنه pernah berkata, "Jika aku melihat seorang laki-laki berduaan dengan istriku, maka akan kupenggal ia dengan pedang."

Ucapannya itu akhirnya ada yang menyampaikan pada Rosululloh صلى اللّه عليه وسلم, lalu ketika mendengar itu, Rosululloh صلى اللّه عليه وسلم berkata:
"Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa'ad?
Demi Alloh, aku lebih cemburu daripadanya dan Alloh lebih cemburu daripadaku." (HR. Muslim)

Kecemburuan di sini bukanlah semata-mata karena orang yang dicintai ada bersama lelaki lain, tapi kecemburuan ketika melihat kemaksiatan yang dilakukan oleh keluarga.

Hadits ini bukan mengajarkan agar kita memenggal seorang yang berselingkuh, tapi lihatlah fitrah manusia yang sehat, hatinya pasti marah melihat kemaksiatan.

Namun sekarang yang ada, sensitivitas itu telah hilang dan merasa biasa saja ketika ada keluarga yg bermaksiat.

Dengan ringannya, "biar saja istri berduaan, itu teman bisnisnya, lagian saya juga kenal dengan dia"

Bukan cuma itu, kemaksiatan lainnya juga didiamkan, seperti keluarga tidak sholat, tidak berjilbab, anak bawa pacar ke rumah dan banyak lagi... نعوذ بالله من ذلك

Dan sikap pembiaran terhadap kemaksiatan yang dilakukan oleh keluarga kita, itulah yg disebut "Ad-Dayyuts"

Sama sekali tidak ada kecemburuan ketika orang-orang yang kita sayangi bermaksiat.

Rosululloh صلى اللّه عليه وسلم bersabda, "Ada tiga golongan yg tidak akan dilihat oleh Alloh pada hari kiamat nanti, yaitu;
1. Orang yang durhaka kepada orang tuanya
2. Perempuan yang menyerupai laki-laki
3. Ad-Dayyuts
(HR. An-Nasai, Ahmad)

"Barangsiapa diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka hendaklah dengan lisannya. Apabila tidak mampu lagi, maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)

Alloh سبحانه وتعالى berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

#Catatan Ummu Yazid @BaitiiJannatii .. ¹⁷⁰²¹⁴

Sabtu, 22 Maret 2014

Anakmu Usaha Terbaikmu..

Anakmu Usaha Terbaikmu..


Bagian Pertama


Pemateri Ustdz Abu Usamah

 


1. Anak adalah Hibah / Karunia Allah ta'ala


Dalil nya adalah :

(Ash-Shūraá):49 - Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,

Ayat ini sebagai pengembira (busyro) karena Anak yg dikehendaki anak perempuan dan laki".

(Ash-Shūraá):50 - atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Mandul kurang shodaqoh dan istighfar
Yg tdk mempunyai keturunan ... Nabi Yahya (putra Nabi Zakariya)..

2. Anak itu mawaddah warohmah : cinta dan sayang


Anak" itu kekasih Allah. Krena untuk mencurahkan smua kasih sayang kepada anak"

Ţāhā:39 - Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,

Sungai di syurga ada 4 : Sihan, JIhan, Eufrat dan Nil, semua adalah dari sungai-sungai surga.”
ُ
(Al-Balad):3 - dan demi bapak dan anaknya. -> (Eratnya ikatan ortu dan anak)

★ Dalam al Qur'an ada beberapa tipe anak :


1. Sebagai Perhiasan (Ziinatan)
(Al-Kahf):46 - Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

2. Bisa jdi fitnah dan ujian bwt orangtuanya
(At-Taghābun):15 - Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

3. Bisa jadi musuh (dalam akidah)
(At-Taghābun):14 - Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

"Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, kedua orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR. al Bukhori)
anak perempuan lebih utama dri laki"

4. Qurrota a'yun -> Membawa Ketaataan kpd Allah
(Al-Furqān):74 - Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Motivasi :


(Aţ-Ţūr):21 - Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

1. Akidah dan Keimanan orangtua diturunkan kepada anak
-> dihubungkan /dipertemukan dan dikumpulkan kelak di Syurga
(Aţ-Ţūr):17 - Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,

2. Dicatatan amalan baik; Ketika anak kita beramal sholeh tanpa ortu nya melakukan amalan makan ortu nya akan mendapat amalan sholeh anak". Ahli tafsir mengatakan tdk hanya anak" tetapi anak dari anak sholeh (cucu).

★ Metode Nabawi untuk mendidik anak menjadikan anak" sholeh ala Rasulullaah sallallaahua'laihi wassallam


Asas-asas : Metode Qudwah Hasanah :


1. Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Istri Rasulullah Muti'ah adalah bibi Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu).
Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid (ketuhanan).

2. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah
Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي“

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

3. Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak
Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat.

4. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia
Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

5. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan
Seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa.

6. Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian
Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.
Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada orang-orang kafir. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

7. Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i
Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan.

Catatan Kajian Ummu Yazid AF @ Mesjid Al Mukarromah Veteran Bintaro Des'13

Rabu, 19 Maret 2014

ADAB-ADAB KUBUR

ADAB-ADAB KUBUR


Ustdz Abu Haedar Assundawy


★ Hikmah Ziarah Kubur


Ziarah kubur adalah amalan yang sangat bermanfaat baik bagi yang berziarah maupun yang diziarahi. Bagi orang yang berziarah, maka ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian, melembutkan hati, membuat air mata menetes, mengambil pelajaran dan membuat zuhud terhadap dunia.

1. Adab berziarah ke kuburan kafir


- Tidak mengucapkan salam
- Tidak mendo'akannya
- Memberitahukan bahwa mereka ahli neraka

Dalam sebuah hadits daripada Sa’ad Bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنَّ أَبِي كَانَ يَصِلُ الرَّحِمَ وَكَانَ وَكَانَ فَأَيْنَ هُوَ؟ قال: (فِي النَّارِ) فكأن الْأَعْرَابِيُّ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ أَبُوكَ؟ قَالَ: (حَيْثُمَا مَرَرْتَ بِقَبْرِ كَافِرٍ فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ) قال: فَأَسْلَمَ الْأَعْرَابِيُّ بَعْدُ فقال: َقَدْ كَلَّفَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعَبًا مَا مَرَرْتُ بِقَبْرِ كَافِرٍ إِلَّا بَشَّرْتُهُ بِالنَّارِ

“Ada seorang ‘Arab Baduwi datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata:
“Sesungguhnya ayahku biasa bersilaturrahim (menyambungkan tali kekeluargaan), dan beliau juga biasa beramal begitu dan begini, maka di manakah tempat beliau?
”Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun menjawab:
“Di Neraka.
” Maka seolah-olah ‘Arab Baduwi tersebut merasa sesuatu dari perkara tersebut, maka dia pun bertanya:
“Wahai Rasulullah, di manakah ayahmu?
”Beliau pun menjawab:
“Di manapun engkau melintasi kuburan orang kafir, maka sampaikanlah berita gembira kepada mereka berupa Neraka.
”Sa’ad bin Abi Waqqash berkata:
“Setelah itu, ‘Arab Baduwi itu pun memeluk Islam, lalu berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah membebankan aku dengan sesuatu yang melelahkan. Tidaklah aku melintasi kuburan orang kafir melainkan aku sampaikan berita gembira kepadanya berupa Neraka.” (ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, no. 326. sahih oleh al-Albani)

Berdalilkan hadits ini, Syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan :

وإذا زار قبر الكافر فلا يسلم عليه، ولا يدعو له، بل يبشره بالنار، كذلك أمر رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في حديث سعد بن أبي وقاص

“Jika menziarahi kuburan orang kafir, maka janganlah mengucapkan salam ke atasnya dan jangan mendoakannya. Sebaliknya berilah berita gembira ke atas mereka dengan Neraka. Demikianlah yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di dalam hadits Sa’ad Bin. Abi Waqqash.”
(Al-Albani, Ahkam al-Jana’iz wa Bida’uha, m/s. 251 – Maktabah al-Ma’aarif)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah menziarahi kubur ibunya yang mana beliau meninggal dunia dalam keadaan tidak memeluk Islam. Kata Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :

زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah menziarahi kubur ibunya lalu beliau menangis, dan turut menangis orang-orang di sekelilingnya. Maka beliau pun bersabda:
Aku memohon kepada Rabb-ku untuk memberikan keampunan untuk ibuku, tetapi Dia tidak mengizinkanku. Aku memohon untuk menziarahi kuburnya, maka Dia memberi izin kepadaku. Oleh itu, ziarahilah kubur, karena ia dapat mengingatkan kepada kematian.”
(Shahih Muslim, no. 976. Bab: Permohonan Nabi kepada Rabb-nya Untuk Menziarahi Kubur Ibunya)

2. Syubhat :


Rosulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan terhadap kedua kuburan, yang Allah perlihatkan kepada beliau siksaan yang dialami oleh penghuninya, berupa menancapkan dahan yg masih basah, pelepah daun kurma, maka hal ini hanya khusus beliau lakukan terhadap kedua kuburan itu saja, sebab beliau tidak pernah melakukan perbuatan yang sama terhadap selain kedua kuburan tersebut.

Padahal, (prinsipnya) kaum muslimin itu tidak boleh mengada-adakan sesuatu yang baru untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah, tak ada tuntunannya kebiasaan menabur bunga di atas kuburan, mengucurkan air yang sudah dijampi2 ataupun yang lainnya, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafaur Rasyidin belum pernah melakukan perbuatan tersebut pada kuburan-kuburan (zaman dahulu).

Penta’liq Matan Abi Syuja’ –kitab fikih madzhab syafi’i- berkata : “Diantara bid’ah yang diharamkan adalah menaburkan/meletakkan bunga-bunga di atas jenazah atau kubur karena hanya buang-buang harta”

Menancapkan dahan yg masih basah, pelepah daun kurma, hal ini hanya Rasulullah yg melakukan (kekhususan Rasulullah) syafa'at nabi agar terhalang dari adzab kubur.

★ Bab apa yg diharamkan dilakukan di kuburan :


1). Menyembelih binatang di Kuburan            

Hal ini bertentangan dengan syari’at, baik menyembelihnya untuk Allah apalagi apabila untuk penghuni kubur.         

Bila menyembelihnya untuk penghuni kubur, jelas ini merupakan kesyirikan dan sembelahannya tidak halal dimakan. Alloh berfiman:

وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُب
"ِDan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. "
(QS. al-Maidah:3)

Rasululluah bersabda:
وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ

"Allah melaknat orang menyembelih untuk selain Allah. "
(HR. Muslim 1978)           

Imam Nawawi berkata: “Adapun menyembelih untuk selain Allah, maksudnya adalah menyembelih dengan nama selain Allah seperti menyembelih untuk patung, salib, Musa, Isa, Ka’bah dan lain sebagainya. Semua itu hukumnya haram dan sembelihannya tidak halal, baik yang menyembelih adalah muslim atau nashrani atau yahudi, hal ini ditegaskan oleh Syafi’I dan disepakati oleh para sahabat kami (penganut madzhab syafi’i).

Dan bila dalam sembelihan tersebut bertujuan pengagungan dan ibadah terhadap makhluk-makhluk tersebut selain Allah maka hal itu merupakan kekufuran, bila yang menyembelih adalah muslim maka setelah perbuatannya itu dia menjadi murtad”.    

Dan bila sembelihannya untuk Allah, maka hukumnya juga haram karena hal ini menyerupai perbuatan orang-orang jahiliyyah. Rasulullah bersabda:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَقْرَ فِي الْإِسْلَامِ

Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada ‘aqr (menyembelih di kuburan) dalam Islam."

2). 2. 3, 4. 5. 6 :

2. Meninggikan kuburan
3. Mengapur kuburan
4. Menuliskan sesuatu diatas kuburan
5. Duduk diatas kuburan
6. Mendirikan bangunan diatas kuburan

عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ

Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970)

Matan yang cukup terkenal di kalangan Syafi’iyah yaitu matan Abi Syuja’ (matan Taqrib) disebutkan di dalamnya,
ويسطح القبر ولا يبني عليه ولا يجصص

“Kubur itu mesti diratakan, kubur tidak boleh dibangun bangunan di atasnya dan tidak boleh kubur tersebut diberi kapur (semen).”

(Mukhtashor Abi Syuja’, hal. 83 dan At Tadzhib, hal. 94).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang sesuai ajaran Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- kubur itu tidak ditinggikan dari atas tanah, yang dibolehkan hanyalah meninggikan satu jengkal dan hampir dilihat rata dengan tanah. Inilah pendapat dalam madzbab Syafi’i dan yang sepahaman dengannya.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 35).

Syaikh Taqiyyuddin juga berkata bahwa dilarang memberi semen pada kubur dan menulis di atasnya dan juga terlarang mendirikan bangunan di atas kubur. Diperbolehkan hanya menuliskan nama c mayyit.

3) . Tdk memakai alas kaki (sandal/sepatu) ketika memasuki pekuburan

Nabi Shollallôhu ‘Alayhi Wasallam ketika melihat seseorg sdg berjalan di antara kuburan dg memakai sandal, bersabda,
“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!”
Lalu org trsbt melihat (kpd org yg meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau org itu adlh) Nabi Shollallôhu ‘Alayhi Wasallam ia melepas kedua sandalnya & melemparnya”
(HR. Abu dawud, Ibnu Majah dll)

4). Tdk duduk di atas kuburan & menginjaknya
Nabi Shollallôhu ‘Alayhi Wasallam bersabda; “Sungguh jika salah seorg dari kalian duduk di atas bara api shg membakar bajunya & menembus kulitnya, itu lebih baik drpd duduk di atas kubur” (HR. Muslim)

Terkecuali kuburan kafir.


وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب

بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
Smoga bermanfaat ...


Catatan Kajian @GSG Bsd 4 des '13 oleh Ummu Yazid AF

Selasa, 18 Maret 2014

Berobat Dengan Air Zam-Zam

Berobat Dengan Air Zam-Zam

Oleh dr. Raehanul Bahraen / Bimbingan Islam


Setiap muslim pasti tahu Air zam-zam. Ternyata Air Zam-zam ini bisa juga digunakan untuk berobat. Menyembuhkan berbagai penyakit bahkan bisa memenuhi berbagai hajat keinginan manusia dengan izin Allah Ta’ala. Karena Air Zam-Zam itu sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

زَمْزَمُ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“Air zamzam itu sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya”.[1]

Tabi’in Ahli tafsir, Mujaahid rahimahullah berkata,

ماء زمزم لما شرب له، إن شربته تريد شفاء شفاك الله، وإن شربته لظمأ أرواك الله، وإن شربته لجوع أشبعك الله، هي هَزْمة جبريل وسُقيا الله إسماعيل.

“Air zamzam sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya. Jika engkau meminumnya untuk kesembuhan, maka Allah akan menyembuhkanmu. Apabila engkau meminumnya karena kehausan, maka Allah akan memuaskanmu. Dan apabila engkau meminumnya karena kelaparan, maka Allah akan mengenyangkanmu. Ia adalah usaha Jibril dan pemberian (air minum) Allah kepada Isma’il”.[2]

Ibnul-Qayyim rahimahullah, seorang ulama dan dokter telah membuktikan mujarrabnya air zam-zam menyembuhkan berbagai penyakit, beliau berkata,

وقد جرّبت أنا وغيري من الاستشفاء بماء زمزم أمورا عجيبة، واستشفيت به من عدة أمراض، فبرأت بإذن الله

“Sesungguhnya aku telah mencobanya, begitu juga orang lain, berobat dengan air zamzam adalah  hal yang menakjubkan. Dan aku sembuh dari berbagai macam penyakit dengan ijin Allah Ta’ala”[3].

Akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa Air Zam-Zam juga sesuai dengan kadar keimanan dan amal shalih orang yang menjadikannya sebagai obat. Jika ada yang berkata,

“saya sudah minum beberapa liter tapi panyakit saya kok ga’ sembuh-sembuh?”

Maka yang disalahkan adalah orang tersebut bukan Air Zam-zam. Mari kita lihat contohnya, Sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengobati sengatan kalajengking hanya dengan dibacakan (ruqyah) Al-Fatihah saja. Kemudian sembuh seperti tidak pernah tersengat.

Berikut kisahnya.

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَلَمْ يُضِيفُوهُمْ. فَقَالُوا لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ رَاقٍ فَإِنَّ سَيِّدَ الْحَىِّ لَدِيغٌ أَوْ مُصَابٌ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ نَعَمْ فَأَتَاهُ فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأُعْطِىَ قَطِيعًا مِنْ غَنَمٍ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَهَا. وَقَالَ حَتَّى أَذْكُرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-. فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا رَقَيْتُ إِلاَّ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. فَتَبَسَّمَ وَقَالَ « وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ ». ثُمَّ قَالَ « خُذُوا مِنْهُمْ وَاضْرِبُوا لِى بِسَهْمٍ مَعَكُمْ »

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para  sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyahkarena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. pembesar tersebutpun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al Fatihah adalah ruqyah?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.”[4]

Jika ada orang yang terkena penyakit yang sama disengat kalajengking atau yang lebih ringan misalnya disengat tawon, kemudian ada yang membacakan Al-fatihah ternyata tidak sembuh. Maka jangan salahkan Al-Fatihah jika tidak sembuh tetapi salahkan tangan yang tidak mahir serta kuat memegang pedang yang tajam. Jika iman, amal dan tawakkal sebaik Abu Sa’id Al-Khudri maka kita bisa berharap penyakit tersebut sembuh.

Demikian pembahasan singkat ini semoga bermanfaat.

---------
[1] HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya 2/1018 dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwaaul-Ghaliil fii Takhriiji Ahaadiitsi Manaaris-Sabiil, 4/320

[2]  HR. ‘Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf 5/118

[3] Zaadul-Ma’ad 4/393.

[4]  HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201

penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.kesehatanmuslim.com

Senin, 17 Maret 2014

" Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare "

※ Pioneer dan satu - satunya produk perawatan kulit (wajah, badan, rambut dll) berbasis air zamzam dengan hasil yang sangat memuaskan para pemakainya ※ 





Majalah Paras Edisi Spesial Ramadhan No. 117/Tahun X/Juli 2013 Hal. 62

P7. Zamzam Liquid Facial Wash 60 ml

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]

P7. [Zamzam Liquid Facial Wash 60 ml]

 


• Indikasi:

☑ Mencegah timbulnya jerawat
☑ Tidak menyebabkan kulit wajah kering
☑ Wajah bersih maksimal bebas minyak

P6. Zamzam Face & Eyes Pocket Freshener / Toner 60 ml

 

P6. [Zamzam Face & Eyes Pocket Freshener / Toner 60 ml]



• Indikasi:

☑ Mengembalikan kondisi kesehatan mata
☑ Menjernihkan mata
☑ Memperkuat daya pandang
☑ Menyehatkan kulit wajah
☑ Menyegarkan wajah
☑ Membunuh kuman

P3. Zamzam Anti Acne & AntiAging Serum

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P3. [Zamzam Anti Acne & AntiAging Serum]




• Indikasi:

☑ Menghilangkan jerawat
☑ Menghilangkan noda di wajah-flek-belang
☑ Menormalkan kulit berminyak/kering
☑ Menghilangkan kerutan di wajah
☑ Mencegah penuaan dini

• Isi Paket :

☑ Zamzam Night serum 60ml
☑ Sabun wajah zamzam liquid
☑ Toner zamzam freshener 60ml

PELANGSING RACIKAN DOKTER

Pelangsing Kapsul Racikan dokter


☑ Lvel 1 Menurunkan BB, kolesterol
☑ Lvel 2 Plus Menahan nafsu makan
☑ Lvel 3 Plus menghancurkan lemak lebih cepat

P10. ZC Liquid Habbatussauda Concentrate - High grade Quality 60ml

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P10. [ZC Liquid Habbatussauda Concentrate - High grade Quality 60ml]

 

• Indikasi:

☑ Menjaga kelembaban, kehalusan dan keremajaan kulit
☑ Menunda proses penuaan dini
☑ Pengobatan jerawat dan alergi
☑ Tambahan nutrisi pada ibu hamil dan balita (Omega 3, Omega 6 dan Omega 9 utk otak anak)
☑ Melancarkan air susu ibu
☑ Memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri
☑ Mengatasi gangguan tidur dan stress
☑ Menetralkan racun dalam tubuh
☑ Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh
☑ Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kewaspadaan.
• Isi : 60ml

.͡▹​ Dosis:

• Pengobatan: 1 sendok makan 2x sehari
• Pencegahan: 1 sendok teh 2x sehari

P8. ZamzamClinic Total Treatment

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P8. [ZamzamClinic Total Treatment]



• Indikasi:

☑ Menghilangkan flek, jerawat, noda di wajah
☑ Membersihkan, memutihkan wajah
☑ Mencerahkan wajah dg cepat
☑ Menormalkan kulit berminyak/kering
☑ Menghilangkan kerutan di wajah
☑ Mencegah penuaan dini

• Isi Paket :

☑ Cream siang
☑ Cream malam
☑ Sabun wajah Zamzam Liquid
☑ Toner Zamzam Freshener 30ml
☑ Serum Anti-acne & Anti-Aging 30ml

P9. [ZC Private Area - Skin Treatment]



• Indikasi:

☑ Mengembalikan kesehatan dan memuluskan kulit daerah pribadi (pantat, pangkal paha, ketiak, payudara, alat vital, lipatan-lipatan, dll).
☑ Mengatasi jerawat di punggung ϑαπ lengan / gigitan nyamuk.Y

• Isi Paket :

☑ ZC PA
☑ Toner Zamzam
☑ Sabun Zamzam Liquid

P5. Zamzam Body Lotion 60 ml

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P5. [Zamzam Body Lotion 60 ml]

 


• Indikasi:

☑ Memutihkan kulit
☑ Menjaga kehalusan, kelembutan, kekenyalan kulit
☑ Meningkatkan kekencangan dan elastisitas kulit
☑ Memberi Nutrisi pd kulit
☑ Dengan wangi eksklusif pilihan, harum sepanjang hari

P4. Hair Loss & Beard Treatment

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P4. [Hair Loss & Beard Treatment]




• Indikasi:

☑ Mengatasi dan mencegah kerontokan rambut
☑ Menumbuhkan rambut, alis, jenggot, kumis
☑ Menormalkan kadar minyak kulit kepala
☑ Mengatasi ketombe dan keluhan kulit kepala lainnya

• Isi Paket 60 ml :

☑ Zamzam Super Growth
☑ Shampo zamzam liquid
☑ Toner zamzam / freshener


 Testimoni  P4


P2. Zamzam Facial Mask Treatment

 P2. [Zamzam Facial Mask Treatment]



• Indikasi:

☑ Menghilangkan jerawat
☑ Menormalkan kulit berminyak/kering
☑ Mencegah penuaan dini

• Isi Paket :

☑ Zamzam Jungle Bee Honey Facial Mask
☑ Sabun wajah Zamzam Liquid
☑ Toner Zamzam Freshener

P1. Zamzam Facial Treatment Cream

"Solusi Aman Halal Zam²Clinic Skincare"

[Product Skincare berbasis air zamzam]


P1. [Zamzam Facial Treatment Cream]



• Indikasi:

☑ Menghilangkan flek
☑ Membersihkan ϑαπ memutihkan wajah
☑ Mencerahkan wajah dgn cepat

• Isi Paket :

☑ Cream Siang
☑ Cream Malam
☑ Sabun Wajah Zam2 Liquid
☑ Toner Zamzam Freshener)

Hartaku Menyelamatkanku dari Neraka

Hartaku Menyelamatkanku dari Neraka


Pemateri Ustadz Ahmad Zainuddin Lc


Salah satu landasan pokok dalam syari’at islam adalah wara' (ketakwaan) dengan meninggalkan syubhat.
Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan serta menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.

Sebagaimana firman الله تعالى :

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):20
- " Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)."

Ţāhā:120
- " Kemudian syeitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?. "

Adapun hukum² tentang haram dan halal :


Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. "
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

★ Diantara perkara² haram dan halal adalah HARTA.


Harta bukanlah yg tercela

Harta kekayaan merupakan nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang harus disyukuri. Kaya di dunia bukan satu hal yang tercela.

Dalam beberapa ayat, Allah memuji harta. Karena harta menjadi sebab tercapainya maslahat dunia dan agama. Allah menyebut harta dengan sebutan al-Khair (kebaikan) yang menjadi pokok kehidupan. Allah berfirman, yang artinya, "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik." (QS. An-Nisa: 5)

★ Tujuan mengenal hakekat berpandangan harta


- Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga itu diliputi dengan hal-hal yang tidak disenangi, sedangkan neraka diliputi dengan hal-hal yang disenangi oleh nafsu.” (HR. Muslim no. 2822)

- Dari Khaulah al Anshariyyah, aku mendengar Nabi bersabda, “Sungguh ada sejumlah orang yang menyikapi harta pemberian Allah dengan sikap yang tidak benar sehingga untuk mereka neraka pada hari Kiamat nanti” (HR Bukhari no 2950)

- Pengampunan (At-Tawbah):73
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya."

★ Buruknya siksa neraka


1. Tidak pernah mati

- Pencipta (Fāţir):36
"Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir."

Dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al Quran,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisa: 56)

2. Tidak diringankan siksa, semakin hari semakin berat

- Orang yg Beriman (Ghāfir):49
"Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari."

3. Tempat penyiksaan paling buruk

Di dalam neraka itu ada bermacam-macam azab serta berbagai jenis tempat, antara lain ada tempat (jurang), dalam dan bau yang bernama

Neraka Ghay. غَيّ
- Maryam:59
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan... "


★ PANDANGAN ISLAM TERHADAP HARTA :


1. Pemilik asli dari harta adalah الله تعالى


Harta pada hakikatnya milik Allah Ta’ala, dan manusia hanya memilikinya sebagai amanah Allah. Posisi manusia sebagai pihak yang diberi amanah selayaknya menggunakan harta untuk kepentingan mencapai kebahagian dunia dan akhiratnya. Allah titipkan harta kepadanya untuk melihat apa yang akan diperbuat dengan harta tersebut. Dari mana dia dapatkan dan untuk apa dia gunakan.

- Besi (Al-Ĥadīd):7
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar."

Faedah :

- Sapi Betina (Al-Baqarah):254
"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim."

2. Harta adalah ujian bagi ummat nabi Muhammad


Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ

"Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta." (HR. Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibbân no. 3223; al-Hâkim 4/318; al-Qudhai dalam Asy-Syihâb no. 1022; dishahihkan oleh syaikh Salîm al-Hilâli dalam Silsilah al-Manahi asy-Syar’iyyah, 4/194)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menjelaskan, Allah berfirman :
"Janganlah engkau melihat orang-orang yang hidup mewah atau yang semisalnya dan jangan pula engkau kenikmatan-kenikmatannya ! Karena itu hanyalah bunga kehidupan yang akan sirna dan kenikmatan yang akan hilang. (Kami memberikan mereka-red) untuk Kami uji mereka dengannya dan hamba-hambaKu yang banyak bersyukur itu sedikit sekali." (Tafsir Ibnu Katsîr, surat ath-Thaha, ayat 131)


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian melihat orang yang diberi kelebihan harta dan bentuk tubuh, hendaklah dia melihat orang berada di bawahnya." (HR. Bukhâri, no. 6490)

Dalam Sunan Tirmidzi dibawakan dengan lafazh :

مَنْ رَأَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْخَلْقِ وَالرِّزْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنْهُ مِمَّنْ فُضِّلَ هُوَ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ يَزْدَرِىَ نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْهِ

"Barangsiapa yang melihat orang yang diberi kelebihan bentuk tubuh dan rizqi, maka hendaklah dia melihat orang yang di bawahnya yaitu orang yang diunggulinya, karena hal itu lebih pantas agar dia tidak meremehkan nikmat Allâh yang dianugerahkan padanya." ( HR. Tirmidzi )

3. Harta bukan tanda kemuliaan

Kaya bukan tanda kemuliaan dan Miskin bukan tanda kehinaan

Harta itu adalah ujian, padahal manusia sangat menyukainya. Oleh karena itu, banyak orang yang gagal dalam menghadapi ujian besar ini.

Sedikit sekali orang yang bisa bersyukur kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan nikmatNya yang tidak terhitung banyak dan nilainya.
Banyak orang mengira, jika Allâh memberikan harta yang banyak kepadanya, itu bertanda Allâh mencintainya. Sebaliknya, jika Allâh mengurangi rizqinya, itu pertanda Allâh menghinakannya. Ini adalah anggapan keliru. Karena semua itu merupakan ujian dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh berfirman :

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

Adapun manusia, jika dia diuji oleh Rabbnya, dimuliakan dan diberi kesenangan, maka dia akan berkata, "Rabbku telah memuliakanku". Sedangkan bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata, "Rabbku telah menghinakanku". [al-Fajar/89:15-16]

- Fajar (Al-Fajr):17
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,"

- Fajar (Al-Fajr):18
"dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,"

Allah Azza wa Jalla mengingkari keyakinan keliru ini. Bahkan dalam ayat yang lain, Allah Azza wa Jalla menegaskan bahwa itu merupakan ujian. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka ? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (al-Mukminûn/23:55-56)

4. Harta kita yg sebenarnya adalah harta yg di pergunakan di jalan الله


5. Akibat harta orang bisa lebih ganas dari serigala.


Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

Kerusakan pada sekawanan kambing akibat dua srigala lapar yang dilepaskan padanya tidak lebih parah dibandingkan kerusakan pada agama seseorang akibat kerakusannya terhadap harta dan kemuliaan.
(HR. Tirmidzi, no. 2376; Ahmad 3/456;)

Imam ath-Thîbi menjelaskan makna hadits diatas dengan perkataan beliau, “Kerusakan pada sekawanan kambing akibat dilepasi serigala lapar tidak lebih parah dibandingkan kerusakan pada agama seseorang akibat ketamakannya pada harta dan kemuliaan. Karena kerusakan pada agama seseorang yang disebabkan oleh kerakusannya lebih parah daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua srigala lapar jika dilepaskan pada serombongan kambing.


★ KIAT - KIAT HARTA YG Menyelamatkan dari Neraka :


1. Hak harta yang berhubungan dengan orang lain mencakup semua yang diwajibkan syariat pada harta yang penerimanya orang lain, seperti zakat, sedekah, infak.

- Sedekah : pemberian kpd orng lain berharap keridhoan الله
- Zakat : Sedekah Wajib
- Infaq / nafaqoh / nafkah : kepada keluarga dan anak-anak dan hak-hak lain yang diwajibkan syariat.

Dalam sebuah hadits dari Abdullâh bin Umar Radhiyallahu anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَفْضَلُ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَليَ عِيَالِهِ

Dinar terbaik yang dibelanjakan oleh seseorang lelaki adalah dinar seseorang yang dibelanjakan untuk nafkah keluarganya. (H.R. Muslim, 2:574 (994))

Orang-orang mukmin (Al-Mu'minūn) 1-11 :
- Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
- (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
- dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
- dan orang-orang yang menunaikan zakat,
- dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
- kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
- Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
- Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
- dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
- Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
- (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.


2. Harta tersebut dijadikan pihutang, membantu dalam kesusahan orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari azab di hari kiamat, maka hendaknya dia meringankan beban orang yang kesulitan atau membebaskan hutangnya.” (HR. Muslim)

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:280)


3. Membebaskan hutang orang lain

"Siapa yang menangguhkan pembayaran hutang orang yang tidak mampu membayar atau memaafkan hutangnya maka Allah akan naungi dia di hari kiamat dibawah naungan arsyNya di hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya." (HR At-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih At-Tirmidzi no. 1052)


وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب

بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
Smoga bermanfaat ...

Catatan Kajian Ummu Yazid AF
@Mesjid Puri Cinere kamis 13 maret 2014 ...